Lagu baru Kenshi Yonezu (米津玄師), 『Azalea』, benar-benar luar biasa. Lagu ini memberikan rasa nyaman yang membuat tubuh bergoyang secara alami, dan meskipun saya mendengarkannya berkali-kali, saya tidak pernah merasa bosan. Akhir-akhir ini, saya sering memutar lagu ini. Aransemen lagu ini dikerjakan oleh Yaffle, yang juga berkontribusi dalam lagu CM 『Mainichi』 yang termasuk dalam album terbaru Kenshi Yonezu 『LOST CORNER』.
Video musik (MV) 『Azalea』 sebagian besar menampilkan cuplikan yang gelap, namun terdapat warna-warna cerah yang menonjol di dalamnya. Hasilnya memberikan sensasi aneh seperti melintasi batas antara dunia nyata dan mimpi, serta menambah daya tarik yang membuat penonton ingin menontonnya berulang kali. MV ini disutradarai oleh Yuka Yamaguchi (山口祐果), seorang sutradara film yang telah banyak mengerjakan iklan dan video musik. Saya menyukai cara dia menggunakan warna dan cahaya. Gaya khasnya juga terlihat dalam karya ini.YUKA YAMAGUCHI|FILM WORK
Suara Lampu Neon dalam Lagu『Azalea』 Sangat Menarik
Di awal lagu, terdengar suara yang menyerupai lampu neon. Sulit untuk menjelaskan apakah itu “kachi-kachi” atau “chiri-chiri”, tetapi suara khas ini memberikan rasa nyaman. Setelahnya, terdengar pula suara “jiiii” yang tidak menyenangkan, seolah-olah lampu neon tersebut mendekati akhir masa pakainya. Dalam MV, adegan lampu neon yang berkedip-kedip digunakan di awal dan akhir, menjadikannya elemen yang sangat mencolok yang melambangkan dunia lagu ini.
Biasanya, suara lampu neon sama sekali tidak diperhatikan, tetapi dalam『Azalea』, suara ini terasa seperti nada yang unik dan nyaman. Saya mencoba menyalakan satu-satunya lampu neon di rumah saya, yang ada di dapur, dan ternyata suara nyaman yang saya dengar dalam lagu tersebut benar-benar terdengar nyata. Suara itu bahkan memicu kilasan kenangan dari masa lalu saya.
Kenangan dan Rekaman Suara Lampu Neon
Saya teringat lampu neon di kamar tidur orang tua saya, yang memiliki tali yang bisa ditarik ke bawah. Tali tersebut terus diperpanjang agar lampu dapat digunakan bahkan dalam posisi berbaring, hingga akhirnya menggantung sampai menyentuh lantai. Di rumah kakek-nenek di pedesaan, saya pernah menyalakan saklar lampu di dinding dapur pada tengah malam yang sunyi. Saat itu, cahaya kebiruan yang berkedip menerangi meja dapur yang berantakan, dan saya terkejut melihat seekor serangga hitam seperti belalang yang berdiri dalam posisi aneh di bawah cahaya itu.
Ini bukan kenangan yang baik atau buruk. Namun, pengalaman di mana suara tertentu dalam musik mampu membangkitkan kembali kenangan masa lalu adalah hal yang jarang saya alami. Karena itu, lagu ini menjadi sangat berkesan bagi saya secara pribadi.
Melalui musik, mereinterpretasi “suara sehari-hari” dan menemukan keindahan serta makna baru dalam suara tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu ciri khas pendekatan Kenshi Yonezu (米津玄師). Sebagai contoh, dalam lagu 『Shinigami』 yang termasuk dalam album terbaru 『LOST CORNER』, suara langkah kaki dan suara lilin yang ditiup dengan cermat dimasukkan sebagai elemen musik.
Suara lampu neon yang digunakan dalam 『Azalea』 adalah suara sehari-hari yang biasanya tidak disadari, tetapi dalam lagu ini menjadi elemen yang spesial dan melekat di telinga pendengar. Interpretasi ulang ini tidak hanya membangkitkan emosi dan kenangan yang tersembunyi dalam keseharian, tetapi juga menunjukkan potensi luar biasa yang dimiliki musik.
Selain itu, pada tahun 2027, dalam rangka perlindungan lingkungan dan efisiensi energi, produksi serta impor dan ekspor lampu neon akan dilarang di banyak negara di dunia, termasuk Jepang dan Indonesia. Perubahan ini berlangsung secara perlahan sehingga mungkin tidak disadari dalam keseharian, tetapi di momen tertentu, suara dan pemandangan yang telah hilang mungkin akan dikenang kembali, seperti saat mendengar suara lampu neon dalam 『Azalea』.
Meskipun suara lampu neon akan hilang, suara ini telah direkam dengan baik oleh orang-orang yang menemukan makna khusus dalamnya melalui internet. Jika Anda mencari di YouTube, Anda dapat menemukan beberapa video unik bertema suara lampu neon.
Video pertama adalah rekaman suara yang mengingatkan pada suara nostalgik dari lampu langit-langit di rumah orang tua saya.Video kedua dibuat oleh perusahaan yang menjual efek suara dan terdengar seperti musik pendek yang hanya menggunakan suara lampu neon. Video ketiga adalah lagu dari band Jepang bernama “keikouto-band”. Band ini menggunakan lampu neon sebagai alat musik dan bagian dari pertunjukan mereka, bahkan pernah tampil di Fuji Rock Festival, sebuah festival rock terkenal di Jepang, pada tahun 2013.
Subjudul: Jarak yang Digambarkan dalam 『Azalea』
『Azalea』, termasuk liriknya, tampaknya memiliki tema utama “jarak”. Ada ungkapan seperti “menyentuh”, “membelai”, dan “memeluk” yang menggambarkan kedekatan fisik, serta penggambaran keintiman hingga terdengar suara detak jantung. Namun, kata-kata dalam bentuk lampau seperti “dulu saya mencintai” mengisyaratkan jarak yang tidak lagi dapat dijangkau. Kontras antara kedekatan dan kejauhan ini mencerminkan emosi saat ini yang tertarik pada masa lalu yang tak dapat dijangkau.
Selain itu, suara lampu neon yang terdengar dalam lagu ini melambangkan jarak psikologis. Suara seperti “kachi-kachi” atau “jiiii” pada lampu neon memiliki kesan dingin, tetapi sebagai suara kehidupan sehari-hari, itu adalah sesuatu yang sangat akrab. Kualitas suara yang tidak organik tetapi tetap memiliki nuansa kehidupan sehari-hari ini menggambarkan dengan sangat baik kesepian dan pemisahan yang ada di kota pada malam hari, serta “kedekatan” dan “kejauhan” yang hadir dalam keseharian kita. Dengan memasukkan suara lampu neon, tema “jarak” dalam lagu ini terasa semakin luas dan mendalam.
Perasaan “dekat namun jauh” ini mungkin mirip dengan perasaan kontradiktif yang kita miliki terhadap kenangan. Kenangan memiliki kedekatan yang selalu dapat diakses, tetapi detail dan sensasinya tidak dapat direproduksi, sehingga membawa jarak psikologis. Nuansa jarak dalam 『Azalea』 dengan indah mencerminkan sifat kontradiktif dari kenangan ini. Tema jarak dalam lagu ini sangat terkait dengan sifat kenangan tersebut, dan tampaknya memiliki kekuatan untuk menghadapkan pendengar pada “sesuatu yang tak terjangkau” di dalam hati mereka sendiri.
『Azalea』 sebagai Lagu Tema Drama 『Beyond Goodbye』
Lagu ini ditulis khusus sebagai lagu tema untuk drama Netflix 『Beyond Goodbye』 yang dibintangi oleh Kasumi Arimura(有村架純) dan Kentaro Sakaguchi(坂口健太郎). Drama ini menceritakan kisah seorang wanita yang kehilangan kekasihnya dalam sebuah kecelakaan, dan seorang pria yang menerima transplantasi jantung dari kekasihnya. Ikatan khusus yang lahir antara kehidupan dan kematian melalui transplantasi jantung digambarkan dalam cerita ini.
Ikatan ini sangat intim, dengan kedekatan fisik yang tercermin dalam kenyataan bahwa “jantung” sebagai sumber kehidupan diturunkan. Namun, pada saat yang sama, ada juga jarak yang tidak terjangkau dari kekasih yang telah tiada. Perasaan kontradiktif “dekat namun jauh” ini sangat selaras dengan lirik dalam 『Azalea』.
Lagu ini memiliki daya tarik yang luar biasa. Sebagai lagu penutup di semua 8 episode drama, setiap kali saya mendengarnya, lagu ini terasa semakin segar dan mendalam. Karena saya menyelesaikan drama ini dalam satu hari, saya mendengar lagu ini setidaknya 8 kali, tetapi saya sama sekali tidak merasa bosan. Bahkan setiap kali mendengarnya, saya merasa senang bisa merasakan lagu ini.
Daya Tarik Karya Kenshi Yonezu dalam Kolaborasi
Banyak lagu Kenshi Yonezu merupakan hasil kolaborasi. Dalam album terbarunya 『LOST CORNER』, setengah dari 20 lagunya ditulis untuk berbagai karya seperti film dan anime. Lagu-lagu kolaborasinya selalu memiliki keunikan tersendiri, bukan sekadar karya pendukung, melainkan elemen yang esensial dan kuat untuk karya tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan media informasi musik Jepang “Natalie Music” (Wawancara Kenshi Yonezu “Azalea”|愛情ってなんだろう “変化の中にある連続”を見つめて [Apa Itu Cinta? Menatap “Kontinuitas dalam Perubahan”]), Kenshi Yonezu ditanya tentang pembuatan musik untuk tie-up. Jika karya-karya yang dijadikan tie-up dianggap sebagai “orang lain”, maka melalui pembuatan lagu, dia mengeksplorasi kesamaan dan perbedaan dengan orang lain, serta menemukan titik harmoni. Proses ini, menurutnya, mirip dengan membangun hubungan dengan orang lain.
Jika setiap hubungan menghasilkan karya baru, maka kemungkinan kreasi Kenshi Yonezu tampaknya tidak terbatas. Setiap kali mendengar pendekatannya yang beragam, saya merasa segar kembali dan tidak sabar untuk melihat lagu apa yang akan dia hadirkan berikutnya. Meskipun lagu barunya baru saja dirilis, saya sudah merasa tidak sabar menantikan karya berikutnya.
Comment